Kamis, 07 November 2013


            Babak 1 Diruang tamu(awal cerita)
Dicko: nama gue Dicko
Nicko: nama gue Nicko
Dicko: kami berdua saudara, tapi kami berbeda walaupun saya sedikit gimana gitu
Nicko: tapi gua gak kalah cute sama dia
Dicko:  kami tinggal berdua dan jauh dari orang tua
Nicko: tapi ada mas mamat yang setia temenin kami
Mamat: halo, namaku mamat, kalau nama lengkapku Mamat Supriadi aku uwes lama kerja ama mereka tapi uwes 5 bulan iki gaji ku belum dibayar.
Nicko & Dicko: Mas jangan buka kartu dong
Mamat: Maaf mas, keceplosan.

            Babak 2
Disuatu ketika Dicko dan nicko berkenalan dengan winda dan wulan. Kalau Dicko kenalan lewat tweet, kalau nicko kenalan lewat facebook.
Nicko: Hay Dick, gua dpat kenalan cewek baru nih, cantik loe.
Dicko: eh loe, gua juga punya kali lebih cantik dari loe baru kenalan lewat tweet.
Nicko: oh, terus kapan loe mau ketemuan? Kalau gua sih besok mau ketemuan
Dicko:  oh ya? Hmm gua belum tau nih tapi kayaknya besok juga kita ketemuan.
Nicko: oh.... eh udah dulu ya gua mau lanjut PDKTnya.
            Lalu pada keesokan harinya merekapun berencana mau ketemuan tapi pada saat mereka mau pergi pulang dari kampus mereka tidak sengaja menabrak seorang cewek yang lagi naik motor.
Winda: tia....!!!!!
Wulan: tia loe gak papa...
Winda:tia jangan pergi..
Wulan: tia... jangan pergi (sambil nangis)
Tia: sudah ikhlaskan saja aku... aku pergi dulu ya, dah...
Winda & Wulan: tia...(sambil nangis)
            Babak 3
Nicko: eh Dick gimana tuh ama cewek yang kita tabrak kemarin? Gua takut nih nanti kita ditangkap polisi.
Dicko: ah loe, gak usah panik dong gua juga takut nih.
Mamat: apa mas? Mas nabrak cewek? Gimana nih mas nanti kita ditangkap polisi, aku takut mas nanti arwah cewek itu hantuin kita.
Dicko: ah loe, jangan bikin gua takut dpnk kamikan gak sengaja nabraknya. Yaudah urusan itu gak usah lagi dibahas gua mau pergi kuliah nih. Loe jangan kasih tau ama orang lain tentang ini.
Mamat: ya, mas.
            Lalu pada malam harinya mereka bersiap-siap untuk bertemu dengan cewek kenalannya.
Dicko: eh Nick loe udah siap belum?
Nicko: iya gua udah siap, ayo kita pergi Dick gua udah gak sabar nih.
            Dirumah Wulan dan Winda mereka pun bersiap-siap untuk kedatangan Dicko dan Nicko.
Winda: Mi... nanti ada temen Winda datang kerumah.
Umi: ya...
            Pada malam jum’at terdengar suara motor yang datang kerumah Winda dan Wulan.
Dicko & Nicko: Assalamu’alaikum
Wulan: wa’alaikum salam, silakan masuk.
Dicko: betul ini rumah Winda.
Wulan: ya, itu kakak gue.
Nicko: (sambil berfikir, kayaknya ini cewek temen yang ketabrak kemarin deh)
Dicko: oi, Nick mikirin apa sih?
Nicko: gak ada apa-apa kok, ayo masuk.
            Tak lama kemudian keluarlah Winda yang telah ditunggu oleh Dicko. Wulan dan Nicko sedang asyik nya berbincang-bincang yang disusul dengan Winda dan Dicko. Sedang asyiknya berbincang-bincang, datanhlah Tuti di pembantu yang telah dianggap sebagai keluarga.
Tuti: Silakan diminum mas, ayo mas ini dari mana ya?
            Dicko dan Nicko pun tidak mempedulikannyasekali lagi Tuti bertanya.
Tuti: Mas, kalian ini dari mana?(dengan suara agak lantang)
Dicko: Hei, banyak tanya amat sih ni pembantu
            Tuti pun pergi dan memberitahu hal ini kepada umi.
Tuti: umi, temannya Wulan sama Winda itu kurang ajar banget ya.
Umi: hah(dengan terkejut) kamu yang benar.
Tuti: Ya Mi, tadi saya hanya mengantar minum malah mereka marah-marah.
            Umi pun kelihatan marah dengan teman Wulan dan Winda itu. Tak lama umi pun mendatangi anaknya itu.
Umi: Winda, Wulan,(sambil kelihatan emosi)
Winda: Ya Mi.
Umi: siapa mereka?
Wulan: ini teman Wulan ini, dan ini teman Winda (sambil menunjuk Dicko dan Nicko)
Umi: apa ini yang kalian sebut dengan teman anak yang kurang ajar dan gak tau sopan santun ini.
Dicko: maaf tante, maksudnya apa?(sambil bingung)
Umi: maaf-maaf, kamu tidak tau dengan kesalahan kamu, pergi kamu tidak usah dekati anak kamu mengerti(marah-marah).
Umi: pergi kalian.
            Mereka pun akhirnya pulang dengan muka yang sedih setelah sampai dirumah mereka pun sangat kesal.
Nicko: ih, kesel banget sih malam ini, anaknya cantik tapi kenapa uminya galak amat ya.
Dicko: ya nih, gila amat. Sakit nah kaki gua gara-gara dilempar uminya tadi
Nicko: Dick tadi gua lihat bayangan cewek yang kita tabrak kemarin.
Dicko: Gila aja loe, ngawur loe kebanyakan lihat uminya sih.
Nicko: enggak, gua benaran loe.
Dicko: Sudah jangan dibahas lagi.
            Babak 4
            Paginya Dicko dan Nicko bertemu dengan Winda dan Wulan di kampus.
Wulan: eh, maaf ya soal semalem gak tau kenpa umi gua jasi marah-marah gitu.
Dicko: ya gak papa kok santai aja.
Winda:benerin nih.
Wulan: yaudah ya, kita mau masuk kelas dulu.
Nicko: yaudah, dah...
            Pada siangnya mereka pun jalan dengan 2 orang saudaranya itu.
Dicko: eh Win, jadi Umi loe tuh emang suka marah-marah ya...
Winda: enggak lah gue juga gak tau persis kenapa Umi gue jadi mara-marah
Nicko: Dick gue ngeraso ada yang ngikutin desh.
Dicko: ah Cuma perasaan loe aja kali.
Nicko: enggak beneran, gua lihat cewek itu lagi.
Dicko: cewek siapa? Wulan maksud loe.
Nicko: bukan cewek yang pas kita tabrak.
Dicko: yang bener loe, gak bohong loe.
Nicko: enggak lah nick.
Dicko: dimana?
Nicko: itu dibelakang Winda.
Dicko: dimana?
Nicko: itu (sambil menunjuk, ketakutan)
Dicko: oh ya itu emang dia
Nicko: gimana nih?
Dicko: sudah kita pulang aja yuk.
            Mereka mengajak Winda dan Wulan ketemuan disebuah mall yang tak jauh dari kampus untuk membahas tentang sahabat mereka “Tia”
Nicko: Win, kalian punya sahabta lain gak sih.
Winda: Ya ada, namanya Tia.
Nicko: terus dia kemana kok gak pernah kelihatan(pura-pura tidak tau)
Winda: oh Tia beberapa hari yang lalu kecelakaan tabrak lari.
Dicko: terus sekarang gimana keadaannya?
Wulan: hem setelah kecelakaan, dia dibawa orang tuanya kembali ke kampungnya, jadi sekarang tidak tau kabarnya.
Winda: “kata-katanya sih udah meninggal”(sedih)
Dicko: (dengan wajah cemas) “hah, udah langsung meninggal gitu aja.”
Winda: “gue sih gak tau itu bener apa gak tapi orang tuanya tidak mau ngasih tau kabarnya Tia.”
Dicko: “oh, emang kenapa orang tuanya gak mau ngasih tau?”
Winda: “alah kepo loe, gue aja gak tau kenapa.”
Dicko: “ya gak sih  hanya nanya aja”
            Pada hari itu pun Dicko dan Nicko selalu terfikir tentang kesalahannya itu, mereka ingin meminta maaf kepada orang tuanya Tia, cewek yang mereka tabrak. Setelah seminggu Dicko dan Nicko mencari alamatnya Tia dan tidak juga ketemu, akhirnya mereka memutuskan untuk menanyakan dengan Winda dan Wulan. Mereka mengajak ketemuan di sebuah kafee.
Wulan: “Ada apa sih, kalian najakin kita ketemuan disini.”
Dicko: “gak papa Cuma pengen ngobrol-ngobrol doang”
Wulan: “oh kirain ada apaan.”
Dicko: “gak apa-apa.”
Nicko: “oya, yang soal Tia itu kalian tau dimana rumahnya kenapa kita gak kesana aja.”
Wulan: “hem tau sih tapi kami takut dimarahi Umi kalau kami pergi-pergi.”
Nocko: “alah nanti gue yang ngomong sama Umi”.
Winda: “nanti loe dimarahin lagi.”
Nicko: “itu sih urusan kami.”
            Malamnya pada saat malam jum’at mereka datang kerumah Winda dan Wulan.
Dicko: “assamu’alaikum”
Tuti: “yah ada apa ya, eh mas ini lagi ada apa kemari”
Nicko: “mau cari Winda dan Wulan mbak.”
Tuti: “gak usah nanti Umi marah-marah lagi.”
Nicko: “gak mbak kami Cuma pengen ketemu aja”
Tuti: “sudah masuk.”
            Keluarlah Winda dan Wulan bersama dengan Umi.
Umi: “ngapain kuliah datang lagi.”
Dicko: “gak tante, kami mau ngomong tante.”
Umi: “mau ngomong apa?”
Nicko: “gini tante, kami ada rencana mau menjenguk Tia temennya Winda dan Wulan besok, boleh tante.”
Umi: “ya boleh, tapi ingat jagain anak saya.”
            Setelah itu mereka semua pergi kerumah Tia yang ada dikampung, mereka ketemu dengan kedua orang tuanya Tia dan ternyata Tia pun tidak sesuai dengan kenyataannya melainkan Tia masih hidup dan dicko dan nicko meminta maaf kepada Tia.





selesai   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar