Babak 1
Diruang tamu(awal cerita)
Dicko: nama gue Dicko
Nicko: nama gue Nicko
Dicko: kami berdua saudara, tapi kami berbeda walaupun
saya sedikit gimana gitu
Nicko: tapi gua gak kalah cute sama dia
Dicko: kami
tinggal berdua dan jauh dari orang tua
Nicko: tapi ada mas mamat yang setia temenin kami
Mamat: halo, namaku mamat, kalau nama lengkapku Mamat
Supriadi aku uwes lama kerja ama mereka tapi uwes 5 bulan iki gaji ku belum
dibayar.
Nicko & Dicko: Mas jangan buka kartu dong
Mamat: Maaf mas, keceplosan.
Babak 2
Disuatu ketika Dicko dan nicko berkenalan
dengan winda dan wulan. Kalau Dicko kenalan lewat tweet, kalau nicko kenalan
lewat facebook.
Nicko: Hay Dick, gua dpat kenalan cewek baru nih, cantik
loe.
Dicko: eh loe, gua juga punya kali lebih cantik dari loe
baru kenalan lewat tweet.
Nicko: oh, terus kapan loe mau ketemuan? Kalau gua sih
besok mau ketemuan
Dicko: oh ya? Hmm
gua belum tau nih tapi kayaknya besok juga kita ketemuan.
Nicko: oh.... eh udah dulu ya gua mau lanjut PDKTnya.
Lalu
pada keesokan harinya merekapun berencana mau ketemuan tapi pada saat mereka
mau pergi pulang dari kampus mereka tidak sengaja menabrak seorang cewek yang
lagi naik motor.
Winda: tia....!!!!!
Wulan: tia loe gak papa...
Winda:tia jangan pergi..
Wulan: tia... jangan pergi (sambil nangis)
Tia: sudah ikhlaskan saja aku... aku pergi dulu ya,
dah...
Winda & Wulan: tia...(sambil nangis)
Babak 3
Nicko: eh Dick gimana tuh ama cewek yang kita tabrak
kemarin? Gua takut nih nanti kita ditangkap polisi.
Dicko: ah loe, gak usah panik dong gua juga takut nih.
Mamat: apa mas? Mas nabrak cewek? Gimana nih mas nanti
kita ditangkap polisi, aku takut mas nanti arwah cewek itu hantuin kita.
Dicko: ah loe, jangan bikin gua takut dpnk kamikan gak
sengaja nabraknya. Yaudah urusan itu gak usah lagi dibahas gua mau pergi kuliah
nih. Loe jangan kasih tau ama orang lain tentang ini.
Mamat: ya, mas.
Lalu
pada malam harinya mereka bersiap-siap untuk bertemu dengan cewek kenalannya.
Dicko: eh Nick loe udah siap belum?
Nicko: iya gua udah siap, ayo kita pergi Dick gua udah
gak sabar nih.
Dirumah
Wulan dan Winda mereka pun bersiap-siap untuk kedatangan Dicko dan Nicko.
Winda: Mi... nanti ada temen Winda datang kerumah.
Umi: ya...
Pada
malam jum’at terdengar suara motor yang datang kerumah Winda dan Wulan.
Dicko & Nicko: Assalamu’alaikum
Wulan: wa’alaikum salam, silakan masuk.
Dicko: betul ini rumah Winda.
Wulan: ya, itu kakak gue.
Nicko: (sambil berfikir, kayaknya ini cewek temen yang
ketabrak kemarin deh)
Dicko: oi, Nick mikirin apa sih?
Nicko: gak ada apa-apa kok, ayo masuk.
Tak lama
kemudian keluarlah Winda yang telah ditunggu oleh Dicko. Wulan dan Nicko sedang
asyik nya berbincang-bincang yang disusul dengan Winda dan Dicko. Sedang
asyiknya berbincang-bincang, datanhlah Tuti di pembantu yang telah dianggap
sebagai keluarga.
Tuti: Silakan diminum mas, ayo mas ini dari mana ya?
Dicko
dan Nicko pun tidak mempedulikannyasekali lagi Tuti bertanya.
Tuti: Mas, kalian ini dari mana?(dengan suara agak
lantang)
Dicko: Hei, banyak tanya amat sih ni pembantu
Tuti pun
pergi dan memberitahu hal ini kepada umi.
Tuti: umi, temannya Wulan sama Winda itu kurang ajar
banget ya.
Umi: hah(dengan terkejut) kamu yang benar.
Tuti: Ya Mi, tadi saya hanya mengantar minum malah mereka
marah-marah.
Umi pun
kelihatan marah dengan teman Wulan dan Winda itu. Tak lama umi pun mendatangi
anaknya itu.
Umi: Winda, Wulan,(sambil kelihatan emosi)
Winda: Ya Mi.
Umi: siapa mereka?
Wulan: ini teman Wulan ini, dan ini teman Winda (sambil
menunjuk Dicko dan Nicko)
Umi: apa ini yang kalian sebut dengan teman anak yang
kurang ajar dan gak tau sopan santun ini.
Dicko: maaf tante, maksudnya apa?(sambil bingung)
Umi: maaf-maaf, kamu tidak tau dengan kesalahan kamu,
pergi kamu tidak usah dekati anak kamu mengerti(marah-marah).
Umi: pergi kalian.
Mereka
pun akhirnya pulang dengan muka yang sedih setelah sampai dirumah mereka pun
sangat kesal.
Nicko: ih, kesel banget sih malam ini, anaknya cantik
tapi kenapa uminya galak amat ya.
Dicko: ya nih, gila amat. Sakit nah kaki gua gara-gara
dilempar uminya tadi
Nicko: Dick tadi gua lihat bayangan cewek yang kita
tabrak kemarin.
Dicko: Gila aja loe, ngawur loe kebanyakan lihat uminya
sih.
Nicko: enggak, gua benaran loe.
Dicko: Sudah jangan dibahas lagi.
Babak 4
Paginya
Dicko dan Nicko bertemu dengan Winda dan Wulan di kampus.
Wulan: eh, maaf ya soal semalem gak tau kenpa umi gua
jasi marah-marah gitu.
Dicko: ya gak papa kok santai aja.
Winda:benerin nih.
Wulan: yaudah ya, kita mau masuk kelas dulu.
Nicko: yaudah, dah...
Pada
siangnya mereka pun jalan dengan 2 orang saudaranya itu.
Dicko: eh Win, jadi Umi loe tuh emang suka marah-marah
ya...
Winda: enggak lah gue juga gak tau persis kenapa Umi gue
jadi mara-marah
Nicko: Dick gue ngeraso ada yang ngikutin desh.
Dicko: ah Cuma perasaan loe aja kali.
Nicko: enggak beneran, gua lihat cewek itu lagi.
Dicko: cewek siapa? Wulan maksud loe.
Nicko: bukan cewek yang pas kita tabrak.
Dicko: yang bener loe, gak bohong loe.
Nicko: enggak lah nick.
Dicko: dimana?
Nicko: itu dibelakang Winda.
Dicko: dimana?
Nicko: itu (sambil menunjuk, ketakutan)
Dicko: oh ya itu emang dia
Nicko: gimana nih?
Dicko: sudah kita pulang aja yuk.
Mereka
mengajak Winda dan Wulan ketemuan disebuah mall yang tak jauh dari kampus untuk
membahas tentang sahabat mereka “Tia”
Nicko: Win, kalian punya sahabta lain gak sih.
Winda: Ya ada, namanya Tia.
Nicko: terus dia kemana kok gak pernah
kelihatan(pura-pura tidak tau)
Winda: oh Tia beberapa hari yang lalu kecelakaan tabrak
lari.
Dicko: terus sekarang gimana keadaannya?
Wulan: hem setelah kecelakaan, dia dibawa orang tuanya
kembali ke kampungnya, jadi sekarang tidak tau kabarnya.
Winda: “kata-katanya sih udah meninggal”(sedih)
Dicko: (dengan wajah cemas) “hah, udah langsung meninggal
gitu aja.”
Winda: “gue sih gak tau itu bener apa gak tapi orang
tuanya tidak mau ngasih tau kabarnya Tia.”
Dicko: “oh, emang kenapa orang tuanya gak mau ngasih tau?”
Winda: “alah kepo loe, gue aja gak tau kenapa.”
Dicko: “ya gak sih
hanya nanya aja”
Pada
hari itu pun Dicko dan Nicko selalu terfikir tentang kesalahannya itu, mereka
ingin meminta maaf kepada orang tuanya Tia, cewek yang mereka tabrak. Setelah
seminggu Dicko dan Nicko mencari alamatnya Tia dan tidak juga ketemu, akhirnya
mereka memutuskan untuk menanyakan dengan Winda dan Wulan. Mereka mengajak
ketemuan di sebuah kafee.
Wulan: “Ada apa sih, kalian najakin kita ketemuan disini.”
Dicko: “gak papa Cuma pengen ngobrol-ngobrol doang”
Wulan: “oh kirain ada apaan.”
Dicko: “gak apa-apa.”
Nicko: “oya, yang soal Tia itu kalian tau dimana rumahnya
kenapa kita gak kesana aja.”
Wulan: “hem tau sih tapi kami takut dimarahi Umi kalau
kami pergi-pergi.”
Nocko: “alah nanti gue yang ngomong sama Umi”.
Winda: “nanti loe dimarahin lagi.”
Nicko: “itu sih urusan kami.”
Malamnya
pada saat malam jum’at mereka datang kerumah Winda dan Wulan.
Dicko: “assamu’alaikum”
Tuti: “yah ada apa ya, eh mas ini lagi ada apa kemari”
Nicko: “mau cari Winda dan Wulan mbak.”
Tuti: “gak usah nanti Umi marah-marah lagi.”
Nicko: “gak mbak kami Cuma pengen ketemu aja”
Tuti: “sudah masuk.”
Keluarlah
Winda dan Wulan bersama dengan Umi.
Umi: “ngapain kuliah datang lagi.”
Dicko: “gak tante, kami mau ngomong tante.”
Umi: “mau ngomong apa?”
Nicko: “gini tante, kami ada rencana mau menjenguk Tia
temennya Winda dan Wulan besok, boleh tante.”
Umi: “ya boleh, tapi ingat jagain anak saya.”
Setelah
itu mereka semua pergi kerumah Tia yang ada dikampung, mereka ketemu dengan
kedua orang tuanya Tia dan ternyata Tia pun tidak sesuai dengan kenyataannya
melainkan Tia masih hidup dan dicko dan nicko meminta maaf kepada Tia.
selesai